SMK Mikael Surakarta

Selamat Jalan Pak Roto

Selamat Jalan Pak Roto

Hari Sabtu, 31 Juli 2021, ketika perayaan Ekaristi daring Ignatius Day selesai dilaksanakan dan para panitia sedang cleaning, ada berita duka disampaikan oleh Romo T. Agus Sriyono SJ, yang juga mengikuti Ekaristi dari Kapel Kolese Mikael. Romo Agus menyampaikan bahwa Bapak Antonius Suroto meninggal dunia, dan dimakamkan dengan protokol kesehatan (sehingga tidak diperkenankan melayat ke rumah). Romo Agus juga menyampaikan bahwa jika mungkin, agar pihak SMK Katolik St. Mikael secepatnya mengadakan perayaan Ekaristi untuk kedamaian jiwa Bapak Antonius Suroto. Pesan dari Romo Agus ini selanjutnya saya sampaikan kepada keluarga besar SMK Katolik St. Mikael. Oleh Kepala SMK Katolik St.Mikael, Bapak Albertus Murdianto, saya diminta untuk menyiapkan acara tersebut. Setelah berdialog dengan Diakon Ardi Jatmiko SJ dan dengan keluarga almarhum Bapak Antonius Suroto, disepakati bahwa Ekaristi akan dilaksanakan secara daring hari Kamis, 5 Agustus 2021, memperingati 7 wafat beliau (dalam perhitungan Jawa). Ekaristi dengan menggunakan media Zoom dikhususkan untuk keluarga besar SMK Katolik St. Mikael dan keluarga Bapak Antonius Suroto. Selebihnya dapat mengikuti dari media Youtube.

 

Bapak Antonius Suroto, atau yang akrab dikenal sebagai Pak Roto, sebenarnya bukanlah orang asing di Kolese Mikael ini. Bisa dikatakan beliau termasuk salah satu “legenda” di Kolese Mikael. Selain pernah berkarya sebagai guru di SMK Katolik St. Mikael sejak tahun 1970-an, dilanjutkan sebagai Kepala Sekolah (tahun 2002-2008), hingga memasuki masa purnakarya, Pak Roto juga pernah berkarya sebagai dosen di ATMI. Maka tak heran jika Pak Roto sangat dikenal sekaligus dikenang oleh para siswa dan mahasiswa/mahasiswi (saya memilih untuk tidak menggunakan kata “mantan”).

Pada hari Kamis 5 Agustus 2021, Ekaristi dimulai tepat jam 19.00, dan disiarkan langsung dari Kapel Kolese Mikael. Bapak Yulius Kinta sebagai host mengendalikan jalannya acara dari rumah. Di kapel sendiri hanya ada 3 orang ;  Romo T. Agus Sriyono SJ yang akan memimpin Ekaristi, Frater Barry Ekaputra SJ sebagai cameraman, dan saya sendiri sebagai bagian perlengkapan. Petugas liturgi dari tempat masing-masing adalah Bapak Bagus Eko, Ibu Rina Astuti, dan Ibu Flourentina Hesty. Dalam perayaan Ekaristi, sebelum disampaikan homili, juga diputarkan salah satu video dari alumnus SMK Katolik St. Mikael, Bapak Thomas Adjie, yang memberikan kesan sekaligus pengalaman berjumpa dengan Pak Roto sebagai seorang siswa SMK. Dalam video tersebut disampaikan bahwa Pak Roto dirasa terlalu ganteng untuk menjadi seorang guru teknik (mungkin lebih cocok menjadi seorang dokter). Pak Roto juga dikenang sebagai sosok yang menyampaikan sesuatu secara cekak aos (singkat dan jelas).

Romo Agus sendiri yang pernah menjadi mahasiswa beliau, dan akhirnya meneruskan karya beliau sebagai Kepala SMK Katolik St. Mikael tahun 2008-2012 mengenang Pak Roto sebagai sosok yang tidak membeda-bedakan siswanya. Bapak Stepanus Maryata yang pernah juga menjadi rekan guru, dan akhirnya juga meneruskan karya beliau sebagai Kepala SMK Katolik St. Mikael, juga mengungkapkan kenangannya tentang Pak Roto. Sebagai pendidik, Pak Maryata mengenang sosok Pak Roto selalu membawa alat peraga ketika mengajar di kelas (waktu itu tentunya belum ada Youtube ataupun telepon pintar seperti sekarang). Walaupun sekilas terlihat merepotkan, ternyata Pak Roto mempunyai tujuan, bahwa dengan membawa dan memperagakan alat tersebut, diharapkan para siswanya dapat terbantu memahami materi yang disampaikan. Dari pihak keluarga besar Pak Roto, yang diwakili oleh adik beliau, Bapak Theodorus Sumaryanto, menyampaikan terima kasih kepada keluarga besar Kolese Mikael Surakarta, atas segala bentuk dan dukungan kepada almarhum Bapak Antonius Suroto. Bapak Sumaryanto, juga menyampaikan permintaan maaf atas segala kesalahan yang pernah dilakukan oleh Pak Roto, baik yang disengaja ataupun tidak.

Sebagai siswa beliau di tahun 2001-2004, dan sekarang juga meneruskan karya beliau menjadi guru yang mengajarkan tentang Mekanika Teknik, saya juga mempunyai kesan khusus terhadap Pak Roto. Pak Roto saya ingat sebagai sosok yang selalu seius. Walupun terkadang juga diselingi dengan bercanda dalam suasana rileks, namun jika dibandingkan dengan beberapa guru legenda SMK Mikael saat itu seperti Bapak Sardjono, almarhum Bapak Tjahjana, dan almarhum Bapak Soerjaatmadja, pribadi Pak Roto jauh dari kesan cengegesan. Namun, untuk mengenangkan sosok Pak Roto sebagai seorang pendidik, saya memilih untuk mengutip sebuah tulisan dari penulis dari Yunani, Nikos Kazantzakis.

 

Guru-guru sejati adalah orang-orang yang merelakan diri menjadi jembatan bagi para siswa.

Dan setelah para siswa melewatinya, mereka akan jatuh dan hancur dengan sukacita.

Sekaligus mendorong para siswa untuk membangun jembatan bagi dirinya masing-masing.

 

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku.

 

Salam dan doa

 

 

Alexander Arief R.

Sub.Pamong

Home
Berita
Kontak
Galeri